Monday, October 17, 2016

Makalah Perkembangan Motorik Anak usia (0 - 6 Tahun)



PERKEMBANGAN MOTORIK DAN FISIK ANAK USIA 0 – 6 TAHUN
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Setiap anak akan melalui berbagai tahapan pertumbuhan dan perkembangan saat mereka menjalani atau melalui kehidupan. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada dasarnya sama akan tetapi kita juga melihat bahwa setiap anak juga unik dan  mereka akan berperilaku dengan cara yang berbeda-beda karena setiap anak memiliki karakteristik tersendiri.
Beberapa anak akan lebih mudah mandiri (independen) daripada yang lain dan beberapa anak lainnya mungkin akan lebih menginginkan banyak perhatian. Dan ini hanyalah sebuah proses tumbuh kembangnya. Karena setiap orang akan melewati masa masa penting dari masa kanak- kanak sampai dewasa secara bertahap.
  1. Rumusan Masalah
  2. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan?
  3. Bagaimana perkembangan fisik pada usia 0-6 tahun ?
  4. Bagaimana perkembangan motorik pada usia 0-6 tahun ?
  1. Tujuan
  2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan.
  3. Untuk mengetahui perkembangan fisik pada usia 0-6 tahun.
  4. Untuk mengetahui perkembangan motorik pada usia 0-6 tahun.


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan. Masa perkembangan anak merupakan suatu proses yang spesifik, sebagai masa pertumbuhan dan perkembangannya semua aspek dan fungsi yang ada dalam diri seorang anak.
Anak akan terus berkembang maju secara fisik dari kekuatan tubuhnya dan fungsi-fungsinya perkembangan itupun dialaminya secara berkesinambungan atau bertahap, seperti dari merangkak menjadi berdiri, dari berdiri menjadi berjalan, dan tidak mungkin bayi itu kembali merangkak.
Demikian pula dengan perkembangan psikis manusia, ada yang berkembang karena dorongan alamiahnya dan ada yang dipacu melalui aktifitas eksternal misalnya belajar disekolah dan berinteraksi dengan masyarakat, perkembangan kejiwaan yang membentuk suatu kepribadian manusia berhubungan dengan menyuruh anaknya rajin mengaji dan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur. Pergaulan itu akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anaknya. Dalam ajaran Islam, terdapat pernyataan bahwa semua manusia yang dilahirkan dalam keadaan bersih dari dosa.



A.    PERTUMBUHAN DAN  PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 2 TAHUN
Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga usia 24 bulan (0 -2 tahun) disebut sebagai periode atau masa bayi (infacy period). Masa ini merupakan masa yang sangat bergantung kepada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial hanya sebagai permulaan.
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan adalah sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam hal tinggi badan, berat badan, kecepatan, kemampuan sensomotorik dan bidang perkembangan fisik lainnya.
Perlu diingat bahwa selain masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda, perkembangan individu juga sangat dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Soemanto, 2006: 60-61).
Pada masa ini, umumnya bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Berat badan bertambah dengan cepat, begitu pula dengan tinggi atau panjang badan, besar atau lingkar kepala. Rata-rata anak mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas buah gigi susu pada usia dua tahun. Gigi yang pertama kali muncul adalah gigi seri atau gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi geraham.
Secara umum pada masa bayi (usia 0-2 tahun), individu mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk bereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang di sekelilingnya.
Setiap bayi terlahir dengan sejumlah refleks. Refleks-refleks tersebut merupakan modal dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari refleks ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks bayi. Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks permanen. Beberapa refleks anak menusu atau refleks-refleks sementara  yang dimiliki bayi yang baru lahir antara lain:
a. Refleks moro; Refleks ini tampak pada gerakan bayi mengembangkan tangannya melebar ke samping, melebarkan jari-jarinya lalu mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan-akan ingin memeluk seseorang. Refleks ini disebut juga refleks peluk.
b. Refleks mencium-cium atau “rooting-reflex”; Refleks ini ditimbulkan oleh stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Bayi memutar-mutar kepalanya seakan-akan mencari punting susu.
c. Refleks hisap; Refleks hisap biasanya timbul bersama-sama dengan rangsang pipi. Refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang menenangkan.
d. Refleks genggam atau refleks Darwin,; Refleks ini dapat dibuktikan dengan membuat rangsang melalui goresan jari melalui bagian dalam lengan anak ke arah telapak tangannya. Bila rangsang hampir sampai pada telapak tangan maka telapak tangan akan terbuka. Selanjutnya bila jari diletakkan pada telapak tangan, maka anak akan menutup telapak tangannya tadi.
e. Refleks Babinski (refleks genggam kaki). Bila ada rangsang pada telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jari-jari lain membuka. Kedua refleks genggam ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan (Monks dkk, 1992: 75).

Sebagaimana telah dikemukakan, bayi yang baru lahir dapat menunjukkan beberapa variasi refleks motorik yang kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, mengisap putting susu yang dimasukkan ke dalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut, dan menggeram sesuatu yang diletakkan di telapak tangannya.
Beberapa pola dan tingkah laku motorik pada bayi makin lama makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat, dan makin tepat. Hal ini, antara lain tampak pada tingkah bayi berikut ini:
a. Kinestesi Bayi yang baru dilahirkan sudah mempunyai aktivitas kinestetik, yaitu sudah mempunyai gerakan penghayatan, gerakan aktif, dan sudah dapat merasakan gerakan-gerakannya. Termasuk juga dalam golongan ini pengamatan tingkah laku sendiri. Sebelum dilahirkan, fetus juga dapat melakukan aktivitaskinestesi meskipun masih sangat terbatas.
b. Duduk ; Rata-rata, pada usia dua sampai tiga bulan bayi dapat duduk dengan bantuan orang dewasa dan pada usia tujuh bulan bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
c. Merangkak dan merayap ; Walaupun ada perbedaan individual antara masa bayi ketika merangkak dan merayap, semua bayi yang dibolehkan bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk dapat merangkak (bergerak dengan perut terletak pada lantai) kurang lebih lebih sembilan bulan. Merayap dengan tangan dan lutut terlihat pada usia 10 bulan. Seorang bayi dapat melampaui satu atau lebih tahap-tahap dalam perkembangan, namun kebanyakan bayi melalui sebagian besar tahap-tahap tersebut.
d. Berdiri dan Berjalan Kebanyakan bayi sudah dapat berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya bayi dapat berjalan pada usia kurang lebih satu tahun meskipun ada banyak variasinya antara 9-15 bulan.
e. Memegang/Menggenggam : Antara minggu ke-16  dan ke-52 bayi dapat memegang sesuatu dengan baik.
Sekitar usia lima bulan anak dapat memegang sesuatu yang dilihatnya. Bayi usia satu bulan akan memandang benda sesuatu tetapi ia tidak akan memegangnya. Anak usia dua setengah bulan akan memukulnya dan sekitar usia empat bulan ia mencoba untuk menyentuhnya. Baru pada usia lima bulan ia mencoba untuk memegang/ meraihnya. Kemampuan ini tergantung pada pematangan fungsi-fungsi organ pada anak (faktor internal) maupun pengaruh lingkungan (faktor eksternal).
Kemampuan anak untuk dapat duduk, berdiri, berjalan, dan sebagainya tergantung pada kematangan system saraf dan otot, dan kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan motorik. Walaupun kemampuan kematangan dapat berkembang tanpa pelajaran khusus, namun pembatasan kesemptan untuk mempraktekkan dapat menghalangi perkembangannya. Selain itu latihan khusus dapat memfasilitasi perkembangan motorik.
   
     

     B.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN
seorang anak yang berusia sekitar tiga tahun sudah dapat berjalan dengan baik . Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.Anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya.


    C.    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 3-4 TAHUN
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motorik, , anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka.. Akan tetapi sifat egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak kemandirian.
 Dengan kehidupan fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.
    


     D.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 4-6 TAHUN
Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi (infacy period).Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara seksual, di manapertumbuhan fisik pada waktu itu kembali berkembang dengan pesat.
 Meskipun selama masa kanak-kanak secara umum pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun ketrampilan-ketrampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.Perkembangan fisik masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya ketrampilan motorik tersebut,baik keterampilan motorik kasar maupun keterampilan motorik halus (Monks dkk, 1992: 100). Perkembangan motorik ini antara lain dapat dilihat dari perubahan kemampuan atau fungsi fisik untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu.sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa.
Ketika kurang lebih telah berusia lima tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju mundur, jalan cepat, dan pelan-pelan, melompatberjingkrak, dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih baik, halus, dan bervariasi. Pada usia sekitar limatahun anak sudah dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menangkap bola dengan baik, melukis, menulis, menggunting, melipat kertas, dan sebagainya.
Danim (2011: 47-48) menyatakan bahwa teori belajar observasional (Observational Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura dapat diterapkan pada pembelajaran motorik kasar dan halus bagi anak-anak prasekolah (masa kanak-kanak awal). Setelah anak-anak secara biologis mampu belajar perilaku tertentu, mereka harus melakiukan hal-hal berikut dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan barunya:
1)      Mengamati perilaku orang lain
2)      Membentuk citra mental dari perilaku itu
3)      Meniru perilaku tersebut
4)      Praktik perilaku
5)      Termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut.
Dengan kata lain anak-anak harus siap, memiliki keterampilan yang memadai, dan tertarik untuk mengembangkan keterampilan motorik. Dengan cara ini anak akan menjadi kompeten pada keterampilan-keterampilan yang ingin atau akan dikuasai.

2).  Gerakan motorik halus
Gerakan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Berikut ini adalah gerakan gerakang motorik halus pada usia- usia tertentu.
  1. Gerakan seimbang (sejak lahir hingga 0,5 bulan)
Hal ini bisa dilihat dari anggota geraknya yakni, tangan dan kaki. saat kaget keempat anggota geraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti katak mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan.
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini : tarik selimutnya saat anak tidur, baikdalam posisi tengkurap atau telentang. Jika salah satu dari keempat anggota geraknya tidak simetris, misalnya kaki kanannya tampak lemas atau tak terangkat, perlu dicermati sebagai tanda mencurigakan.
  1. Mengangkat kepala (20 hari – belum genap sebulan)
Dalam range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak sudah bisa mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat. Selanjutnya, sekitar 1 bulan 10 hari sampai 3,5 bulan bayi seharusnya sudah bisa mengangkat kepala sejauh 90 derajat.
Untuk mengetahuai apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini : posisikan anak tengkurap atau telungkup. Jika tidak ada kelainan spontan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya sendiri.
  1. Duduk dengan kepala tegak (1,5 bulan – 3 bulan 3 mnggu)
Perkembangan motorik bayi pada tahap ini dapat kita lihat dengan cara memangku bayi tersebut dan menyandarkan anak pada tubuhnya hingga kepalanya ikut tegak. Jika kepala bayi tampak lemas, tejatuh atau menunduk kita perlu memeriksakan kondisi anak tersebut.
  1. Menumpu badan pada kaki (1,2 bulan – 4 bulan 3 minggu)
Untuk mengetahui apakah bayi sudah bisa menumpu badan pada kaki atau belum dapat dilakukan dengan dengan posisikan bayi dalam keadaan tengkurap, kemudian perhatikan apakah bayi terlihat bertumpu pada kakinya atau tidak.
  1. Dada terangkat bertumpu pada lengan (2,5 bulan- mendekati 5 bulan)
Untuk mengetahui apakah bayi sudah bisa melakukan gerakan seperti ini atau belum dapat dilakukan dengan telungkupkan tubuh bayi tersebut, kemudian perhatikan kemampuannya mengangkat lengan dan dada, hingga posisi lengannya tegak. Untuk bisa bertumpu pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba panggil namanya. Hingga dia mencoba melihat kearah suara dan mengangkat kepalanya.
  1. Tengkurap sendiri (1 bulan 3 minggu – 5,5 bulan)
Agar anak pada usia tersebut dapat melakukan gerakan seperti ini maka jangan sering menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan karena anak tak akan punya kesempatan belajar tengkurap. Sebaiknya taruh ditempat tidur dengan posisi telentang. Kemudian sedikit demi sedikit bantu ia membalikan posisi tubuhnya.
  1. Ditarik untuk duduk kepala tegak (2bulan 3 minggu – 6 bulan )
Agar anak pada usia tersebut dapat melakukan gerakan seperti ini maka tidurkan anak pada posisi terlentang lalu tarik perlahan kedua lengannya. Perhatikan apakah kepalannya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak atau tidak, jika kepalanya tetap lunglai besar kemungkinan ada kelainan yang umumnya terjadi di saraf pusat.

  1. Duduk tanpa pegangan ( 5 bulan 1 minggu – 7 bulan)
Bila sudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak , coba lepaskan kedua tangannya secara perlahan agar dia bisa duduk sendiri.[6]
  1. Menjangkau, mencekam, memasukkan benda ke mulut, mengenal benda dengan menggunakan jempol dan satu jari, memindahkan benda dari tangannya,  menjatuhkan benda dan memungutnya kembali (usia 6 – 12 bulan).
  2. Memasukkan benda kedalam lubang, mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh, membuka-buka lembaran, mencoret-coret, menarik, memutar, mendorong benda-benda, melempar-lempar, menggambar dengan gerakan tangan menyeluruh, menggeser tangan, membuat garis besar (usia 13 – 24 bulan / 2 tahun).
  3. Mengatur/merangkai benda-benda, membalik halaman buku satu persatu, memegang alat (tulis/gambar), menggunakan satu tangan secara tetap dalam hampir semua kegiatan (kanan & kiri), meniru garis lingkaran, lurus dan berdiri tegak lurus, meremas-remas lilin/tanah liat, melukis bentuk-bentuk (usia 25 – 36 bulan / 3 tahun).
  4. Membuat menara dari 9 balok kecil, meniru bentuk-bentuk membuat lingkaran, menggaris-garis, membuat silang, segi empat, meniru tulisan, membuat bentuk-bentuk ( usia 36 – 48 bulan / 4 tahun).
  5. Menggunting kertas dengan mengikuti garis tanpa terputus, menggambar garis silang, segi empat.[7]
Perkembangan tingkah laku motorik : meraih
+ 16 minggu : Belum ada kontak sesungguhnya dengan obyek. Anak melihat tetapi                                   belum akan memegangnya.
+  20 minggu : Memegang secara visual terarah. Anak dapat menyentuh bendanya,
mencoba memegangnya, tetapi belum dapat menggenggamnya dengan baik.
+ 28 minggu : Telapak tangan ikut memegang peranan.
+ 36 minggu : Jari telunjuk mulai memegang peranan.
+ 52 minggu : Koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk. Juga jari – jari yang lain
Dipakai secara efektif.
+ 1 bulan      : Akan memandang benda sesuatu tapi ia tidak akan memegangnya.
+ 2 1/2 bulan: Akan memukulnya.
+  4 bulan     : Ia mencoba menyentuhnya.
+ 5 bulan      : Mencoba memegang/ meraihnya.,
Kemampuan ini tergantung baik pada pemasakan fungsi – fungsi anak dari dalam
Maupun dari pengaruh – pengaruh keliling.
            Perkembangan tingkah laku motorik : bahasa
Dasar psikomotorik tingkah laku bahasa ada pada tahun pertama. Mulai kurang lebih 6 minggu anak mulai meraban (mengoceh). Meraban ini dapat dipandang sebagai permulaan bahasa dan pada sekitar tahun pertama anak mulai mengucapkan kata – kata pertama. Pada bagian kedua, tahun tertama anak sudah bisa mengadakan semacam dialog dengan dirinya sendiri. Dalam hubungan ini penting bagaimana orang – orang disekeliling anak mengadakan reaksi terhadap pernyataan perasaan anak ini. Hal ini sangat penting bagi perkembangan vokalisasi dan sosialisasi anak.[8]

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan.
  3. Pola pertumbuhan fisik bayi laki – laki maupun perempuan adalah sama. Namun didalam kelompok seks terdapat perbedaan yang menonjol. Selama tahun pertama terdapat sedikit perbedaan dalam tinggi dan berat tubuh antara bayi kulit hitam dan bayi kulit putih dari tingkat ekonomi yang sama. Perbedaan mulai tampak dalam tahun kedua.
  4. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Gerakan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.







DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,Siti,dkk.2006. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : UGM Gajah Mada University Press.
B.hurlock,Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
http://moslemners.blogspot.com/2013/04/kemampuan-motorik-kecerdasa-sosial-dan.html.
http://dian044.blogspot.com/2012/05/karya-tulis-ilmiah-stimulasi-anak-usia.html
http://pendidikan-perawat-solo.blogspot.com/2012/07/perkembangan-anak-usia-0-5-tahun.html
[1] http://dian044.blogspot.com/2012/05/karya-tulis-ilmiah-stimulasi-anak-usia.html
[2] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, 1980 hal. 78-80
[3] Siti Rahayu dkk, Psikologi Perkembangan, 2006 hal. 84
[4] http://pendidikan-perawat-solo.blogspot.com/2012/07/perkembangan-anak-usia-0-5-tahun.html
[5] http://moslemners.blogspot.com/2013/04/kemampuan-motorik-kecerdasa-sosial-dan.html
[6] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, 1980 hal.81.
[7] http://moslemners.blogspot.com/2013/04/kemampuan-motorik-kecerdasa-sosial-dan.html
[8] Siti Rahayu dkk, Psikologi Perkembangan, 2006 hal. 92.