PERKEMBANGAN MOTORIK DAN FISIK ANAK USIA 0 – 6 TAHUN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Setiap
anak akan melalui berbagai tahapan pertumbuhan dan perkembangan saat mereka
menjalani atau melalui kehidupan. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada
dasarnya sama akan tetapi kita juga melihat bahwa setiap anak juga unik dan
mereka akan berperilaku dengan cara yang berbeda-beda karena setiap anak
memiliki karakteristik tersendiri.
Beberapa
anak akan lebih mudah mandiri (independen) daripada yang lain dan beberapa anak
lainnya mungkin akan lebih menginginkan banyak perhatian. Dan ini hanyalah
sebuah proses tumbuh kembangnya. Karena setiap orang akan melewati masa masa
penting dari masa kanak- kanak sampai dewasa secara bertahap.
- Rumusan Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan perkembangan?
- Bagaimana perkembangan fisik pada usia 0-6 tahun ?
- Bagaimana perkembangan motorik pada usia 0-6 tahun ?
- Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian perkembangan.
- Untuk mengetahui perkembangan fisik pada usia 0-6 tahun.
- Untuk mengetahui perkembangan motorik pada usia 0-6 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Perkembangan
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
kematangan. Masa perkembangan anak merupakan suatu proses yang spesifik, sebagai
masa pertumbuhan dan perkembangannya semua aspek dan fungsi yang ada dalam diri
seorang anak.
Anak
akan terus berkembang maju secara fisik dari kekuatan tubuhnya dan
fungsi-fungsinya perkembangan itupun dialaminya secara berkesinambungan atau
bertahap, seperti dari merangkak menjadi berdiri, dari berdiri menjadi
berjalan, dan tidak mungkin bayi itu kembali merangkak.
Demikian
pula dengan perkembangan psikis manusia, ada yang berkembang karena dorongan
alamiahnya dan ada yang dipacu melalui aktifitas eksternal misalnya belajar
disekolah dan berinteraksi dengan masyarakat, perkembangan kejiwaan yang
membentuk suatu kepribadian manusia berhubungan dengan menyuruh anaknya rajin
mengaji dan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur.
Pergaulan itu akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anaknya.
Dalam ajaran Islam, terdapat pernyataan bahwa semua manusia yang dilahirkan
dalam keadaan bersih dari dosa.
A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 2 TAHUN
Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga
usia 24 bulan (0 -2 tahun) disebut sebagai periode atau masa bayi (infacy
period). Masa ini merupakan masa yang sangat bergantung kepada orang
dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi seperti bahasa, pemikiran
simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial hanya sebagai permulaan.
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada
masa bayi. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan adalah sama
bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam hal tinggi badan, berat
badan, kecepatan, kemampuan sensomotorik dan bidang perkembangan fisik lainnya.
Perlu diingat bahwa selain masing-masing individu mempunyai
tempo perkembangan yang berbeda-beda, perkembangan individu juga sangat
dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Soemanto, 2006:
60-61).
Pada masa ini, umumnya bayi mengalami pertumbuhan fisik yang
sangat pesat. Berat badan bertambah dengan cepat, begitu pula dengan tinggi
atau panjang badan, besar atau lingkar kepala. Rata-rata anak mempunyai
empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas buah gigi susu
pada usia dua tahun. Gigi yang pertama kali muncul adalah gigi seri atau gigi
depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi geraham.
Secara umum pada masa bayi (usia 0-2 tahun), individu
mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada
fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang
berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan
berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium,
mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk bereaksi secara
emosional dan sosial terhadap orang-orang di sekelilingnya.
Setiap bayi terlahir dengan sejumlah refleks.
Refleks-refleks tersebut merupakan modal dasar bagi bayi untuk mengadakan
reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari refleks ini akan
menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks
bayi. Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks permanen.
Beberapa refleks anak menusu atau refleks-refleks sementara yang
dimiliki bayi yang baru lahir antara lain:
a. Refleks moro; Refleks ini tampak pada gerakan bayi
mengembangkan tangannya melebar ke samping, melebarkan jari-jarinya lalu
mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan-akan ingin memeluk
seseorang. Refleks ini disebut juga refleks peluk.
b.
Refleks mencium-cium atau “rooting-reflex”; Refleks ini ditimbulkan oleh
stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Bayi memutar-mutar
kepalanya seakan-akan mencari punting susu.
c.
Refleks hisap;
Refleks hisap biasanya timbul bersama-sama dengan rangsang pipi. Refleks ini
mempunyai fungsi eksploratif yang menenangkan.
d. Refleks genggam atau refleks Darwin,; Refleks ini dapat dibuktikan
dengan membuat rangsang melalui goresan jari melalui bagian dalam lengan anak
ke arah telapak tangannya. Bila rangsang hampir sampai pada telapak tangan maka
telapak tangan akan terbuka. Selanjutnya bila jari diletakkan pada telapak
tangan, maka anak akan menutup telapak tangannya tadi.
e. Refleks Babinski (refleks genggam kaki). Bila ada rangsang pada
telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jari-jari lain membuka.
Kedua refleks genggam ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan (Monks dkk,
1992: 75).
Sebagaimana telah dikemukakan, bayi yang baru lahir
dapat menunjukkan beberapa variasi refleks motorik yang kompleks. Beberapa
diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan mengikuti cahaya
yang bergerak dengan mata mereka, mengisap putting susu yang dimasukkan ke
dalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut, dan menggeram sesuatu yang
diletakkan di telapak tangannya.
Beberapa pola dan tingkah laku motorik pada bayi makin lama
makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat, dan makin tepat. Hal
ini, antara lain tampak pada tingkah bayi berikut ini:
a. Kinestesi ; Bayi yang baru dilahirkan sudah
mempunyai aktivitas kinestetik, yaitu sudah mempunyai gerakan penghayatan, gerakan
aktif, dan sudah dapat merasakan gerakan-gerakannya. Termasuk juga
dalam golongan ini pengamatan tingkah laku sendiri. Sebelum
dilahirkan, fetus juga dapat melakukan aktivitaskinestesi meskipun
masih sangat terbatas.
b.
Duduk ; Rata-rata, pada usia dua
sampai tiga bulan bayi dapat duduk dengan bantuan orang dewasa dan pada usia
tujuh bulan bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
c.
Merangkak dan merayap ; Walaupun ada perbedaan individual
antara masa bayi ketika merangkak dan merayap, semua bayi yang dibolehkan
bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk
dapat merangkak (bergerak dengan perut terletak pada lantai) kurang lebih lebih
sembilan bulan. Merayap dengan tangan dan lutut terlihat pada usia 10 bulan.
Seorang bayi dapat melampaui satu atau lebih tahap-tahap dalam perkembangan,
namun kebanyakan bayi melalui sebagian besar tahap-tahap tersebut.
d.
Berdiri dan Berjalan ; Kebanyakan bayi sudah dapat
berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya bayi dapat
berjalan pada usia kurang lebih satu tahun meskipun ada banyak variasinya
antara 9-15 bulan.
e.
Memegang/Menggenggam : Antara minggu
ke-16 dan ke-52 bayi dapat memegang sesuatu dengan baik.
Sekitar usia lima bulan anak dapat memegang sesuatu yang
dilihatnya. Bayi usia satu bulan akan memandang benda sesuatu tetapi ia tidak
akan memegangnya. Anak usia dua setengah bulan akan memukulnya dan sekitar usia
empat bulan ia mencoba untuk menyentuhnya. Baru pada usia lima bulan ia mencoba
untuk memegang/ meraihnya. Kemampuan ini tergantung pada pematangan
fungsi-fungsi organ pada anak (faktor internal) maupun pengaruh lingkungan
(faktor eksternal).
Kemampuan anak untuk dapat duduk, berdiri, berjalan, dan
sebagainya tergantung pada kematangan system saraf dan otot, dan kesempatan
untuk mempraktekkan kemampuan motorik. Walaupun kemampuan kematangan dapat
berkembang tanpa pelajaran khusus, namun pembatasan kesemptan untuk
mempraktekkan dapat menghalangi perkembangannya. Selain itu latihan khusus dapat
memfasilitasi perkembangan motorik.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN
seorang anak yang berusia sekitar tiga tahun
sudah dapat berjalan dengan baik . Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk
berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki
sesuatu dan lain sebagainya.Anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya.
C.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK
ANAK USIA 3-4 TAHUN
Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami peningkatan
dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi maupun kemampuan mengatasi
frustasi. Untuk kemampuan motorik, , anak sudah menguasai semua jenis
gerakan-gerakan tangan, seperti memegang benda atau boneka.. Akan tetapi sifat egosentriknya
masih melekat. Tingkat frustasi anak juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan
adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian anak. Pada usia
ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih banyak
kemandirian.
Dengan kehidupan
fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk
mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat
mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai
membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek
kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan
lain-lain.
D.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MOTORIK
ANAK USIA 4-6 TAHUN
Selama masa kanak-kanak awal,
pertumbuhan fisik berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan
selama masa bayi (infacy
period).Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai
mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak
matang secara seksual,
di manapertumbuhan fisik pada waktu itu kembali berkembang dengan pesat.
Meskipun selama masa kanak-kanak secara umum pertumbuhan
fisik mengalami perlambatan, namun ketrampilan-ketrampilan motorik kasar dan
motorik halus justru berkembang pesat.Perkembangan fisik masa anak-anak
ditandai dengan berkembangnya ketrampilan motorik tersebut,baik keterampilan motorik kasar
maupun keterampilan motorik halus (Monks dkk, 1992:
100). Perkembangan motorik ini antara lain dapat dilihat dari perubahan
kemampuan atau fungsi fisik untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu.sekitar
usia empat tahun
anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa.
Ketika kurang lebih telah berusia lima tahun anak
sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti
maju mundur, jalan cepat, dan pelan-pelan, melompat, berjingkrak, dan
sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih baik, halus, dan
bervariasi. Pada
usia sekitar limatahun anak sudah dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu
secara akurat, seperti menangkap bola dengan baik, melukis, menulis, menggunting,
melipat kertas, dan
sebagainya.
Danim (2011: 47-48) menyatakan bahwa teori belajar
observasional (Observational Learning Theory) yang dikembangkan oleh
Albert Bandura dapat diterapkan pada pembelajaran motorik kasar dan halus bagi
anak-anak prasekolah (masa kanak-kanak awal). Setelah anak-anak secara biologis
mampu belajar perilaku tertentu, mereka harus melakiukan hal-hal berikut dalam
rangka untuk mengembangkan keterampilan barunya:
1) Mengamati
perilaku orang lain
2) Membentuk
citra mental dari perilaku itu
3) Meniru
perilaku tersebut
4) Praktik
perilaku
5) Termotivasi
untuk mengulangi perilaku tersebut.
Dengan kata lain anak-anak harus siap, memiliki keterampilan
yang memadai, dan tertarik untuk mengembangkan keterampilan motorik. Dengan
cara ini anak akan menjadi kompeten pada keterampilan-keterampilan yang ingin
atau akan dikuasai.
2).
Gerakan motorik halus
Gerakan
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Berikut ini adalah gerakan gerakang motorik halus pada usia- usia tertentu.
- Gerakan seimbang (sejak lahir hingga 0,5 bulan)
Hal
ini bisa dilihat dari anggota geraknya yakni, tangan dan kaki. saat kaget
keempat anggota geraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti katak
mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan.
Untuk
mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat
melakukan hal ini : tarik selimutnya saat anak tidur, baikdalam posisi
tengkurap atau telentang. Jika salah satu dari keempat anggota geraknya tidak
simetris, misalnya kaki kanannya tampak lemas atau tak terangkat, perlu
dicermati sebagai tanda mencurigakan.
- Mengangkat kepala (20 hari – belum genap sebulan)
Dalam
range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak sudah
bisa mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat. Selanjutnya, sekitar 1 bulan 10
hari sampai 3,5 bulan bayi seharusnya sudah bisa mengangkat kepala sejauh 90
derajat.
Untuk
mengetahuai apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat
melakukan hal ini : posisikan anak tengkurap atau telungkup. Jika tidak ada
kelainan spontan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya sendiri.
- Duduk dengan kepala tegak (1,5 bulan – 3 bulan 3 mnggu)
Perkembangan
motorik bayi pada tahap ini dapat kita lihat dengan cara memangku bayi tersebut
dan menyandarkan anak pada tubuhnya hingga kepalanya ikut tegak. Jika kepala
bayi tampak lemas, tejatuh atau menunduk kita perlu memeriksakan kondisi anak
tersebut.
- Menumpu badan pada kaki (1,2 bulan – 4 bulan 3 minggu)
Untuk
mengetahui apakah bayi sudah bisa menumpu badan pada kaki atau belum dapat
dilakukan dengan dengan posisikan bayi dalam keadaan tengkurap, kemudian
perhatikan apakah bayi terlihat bertumpu pada kakinya atau tidak.
- Dada terangkat bertumpu pada lengan (2,5 bulan- mendekati 5 bulan)
Untuk
mengetahui apakah bayi sudah bisa melakukan gerakan seperti ini atau belum
dapat dilakukan dengan telungkupkan tubuh bayi tersebut, kemudian perhatikan
kemampuannya mengangkat lengan dan dada, hingga posisi lengannya tegak. Untuk
bisa bertumpu pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba panggil
namanya. Hingga dia mencoba melihat kearah suara dan mengangkat kepalanya.
- Tengkurap sendiri (1 bulan 3 minggu – 5,5 bulan)
Agar
anak pada usia tersebut dapat melakukan gerakan seperti ini maka jangan sering
menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan karena anak tak akan punya
kesempatan belajar tengkurap. Sebaiknya taruh ditempat tidur dengan posisi
telentang. Kemudian sedikit demi sedikit bantu ia membalikan posisi tubuhnya.
- Ditarik untuk duduk kepala tegak (2bulan 3 minggu – 6 bulan )
Agar
anak pada usia tersebut dapat melakukan gerakan seperti ini maka tidurkan anak
pada posisi terlentang lalu tarik perlahan kedua lengannya. Perhatikan apakah
kepalannya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak atau tidak, jika kepalanya
tetap lunglai besar kemungkinan ada kelainan yang umumnya terjadi di saraf
pusat.
- Duduk tanpa pegangan ( 5 bulan 1 minggu – 7 bulan)
Bila
sudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak , coba lepaskan kedua
tangannya secara perlahan agar dia bisa duduk sendiri.[6]
- Menjangkau, mencekam, memasukkan benda ke mulut, mengenal benda dengan menggunakan jempol dan satu jari, memindahkan benda dari tangannya, menjatuhkan benda dan memungutnya kembali (usia 6 – 12 bulan).
- Memasukkan benda kedalam lubang, mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh, membuka-buka lembaran, mencoret-coret, menarik, memutar, mendorong benda-benda, melempar-lempar, menggambar dengan gerakan tangan menyeluruh, menggeser tangan, membuat garis besar (usia 13 – 24 bulan / 2 tahun).
- Mengatur/merangkai benda-benda, membalik halaman buku satu persatu, memegang alat (tulis/gambar), menggunakan satu tangan secara tetap dalam hampir semua kegiatan (kanan & kiri), meniru garis lingkaran, lurus dan berdiri tegak lurus, meremas-remas lilin/tanah liat, melukis bentuk-bentuk (usia 25 – 36 bulan / 3 tahun).
- Membuat menara dari 9 balok kecil, meniru bentuk-bentuk membuat lingkaran, menggaris-garis, membuat silang, segi empat, meniru tulisan, membuat bentuk-bentuk ( usia 36 – 48 bulan / 4 tahun).
- Menggunting kertas dengan mengikuti garis tanpa terputus, menggambar garis silang, segi empat.[7]
Perkembangan
tingkah laku motorik : meraih
+
16 minggu : Belum ada kontak sesungguhnya dengan obyek. Anak melihat tetapi
belum akan
memegangnya.
+
20 minggu : Memegang secara visual terarah. Anak dapat menyentuh
bendanya,
mencoba
memegangnya, tetapi belum dapat menggenggamnya dengan baik.
+
28 minggu : Telapak tangan ikut memegang peranan.
+
36 minggu : Jari telunjuk mulai memegang peranan.
+
52 minggu : Koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk. Juga jari – jari yang
lain
Dipakai
secara efektif.
+
1 bulan : Akan memandang benda sesuatu tapi ia
tidak akan memegangnya.
+
2 1/2 bulan: Akan memukulnya.
+
4 bulan : Ia mencoba menyentuhnya.
+
5 bulan : Mencoba memegang/ meraihnya.,
Kemampuan
ini tergantung baik pada pemasakan fungsi – fungsi anak dari dalam
Maupun
dari pengaruh – pengaruh keliling.
Perkembangan tingkah laku motorik : bahasa
Dasar
psikomotorik tingkah laku bahasa ada pada tahun pertama. Mulai kurang lebih 6
minggu anak mulai meraban (mengoceh). Meraban ini dapat dipandang sebagai
permulaan bahasa dan pada sekitar tahun pertama anak mulai mengucapkan kata –
kata pertama. Pada bagian kedua, tahun tertama anak sudah bisa mengadakan
semacam dialog dengan dirinya sendiri. Dalam hubungan ini penting bagaimana
orang – orang disekeliling anak mengadakan reaksi terhadap pernyataan perasaan
anak ini. Hal ini sangat penting bagi perkembangan vokalisasi dan sosialisasi
anak.[8]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan.
- Pola pertumbuhan fisik bayi laki – laki maupun perempuan adalah sama. Namun didalam kelompok seks terdapat perbedaan yang menonjol. Selama tahun pertama terdapat sedikit perbedaan dalam tinggi dan berat tubuh antara bayi kulit hitam dan bayi kulit putih dari tingkat ekonomi yang sama. Perbedaan mulai tampak dalam tahun kedua.
- Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Gerakan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,Siti,dkk.2006.
Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : UGM Gajah Mada University Press.
B.hurlock,Elizabeth.1980.
Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
http://moslemners.blogspot.com/2013/04/kemampuan-motorik-kecerdasa-sosial-dan.html.
http://dian044.blogspot.com/2012/05/karya-tulis-ilmiah-stimulasi-anak-usia.html
http://pendidikan-perawat-solo.blogspot.com/2012/07/perkembangan-anak-usia-0-5-tahun.html
[8] Siti Rahayu
dkk, Psikologi Perkembangan, 2006 hal. 92.